TIMIKA – Jajaran Kepolisian Resor Jayawijaya mengamankan ratusan liter minuman beralkohol jenis ballo di Jalan Yos Sudarso, kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Jumat (27/10/2023) pagi.
Polisi menemukan minuman tradisional itu di dalam rumah dan honai milik warga. Sayangnya, rumah tersebut kosong saat digeledah polisi.
Kasat Resnarkoba Polres Jayawijaya AKP F. Taborat mengatakan anggotanya mengamankan 3 drum besar bekas ballo, 16 galon dan 3 ember berisi ballo. Barang bukti tersebut disita dan diamankan di Mapolres Jayawijaya.
“Untuk pemilik minuman keras tersebut masih dalam penyelidikan karena baik rumah maupun honai yang ditemukan miras, tidak ada penghuninya,” kata Taborat.
Berapa Persen Alkohol Ballo?
Minuman beralkohol tradisional terdapat berbagai jenis, misalnya tuak atau ballo dari Sulawesi Selatan, tuak dari Toba dan Tapanuli, tuak Nifaro dari Nias, arak dari Bali, sopi dari Maluku dan NTT, serta minuman keras cap tikus asal Manado dan Minahasa.
Ballo atau tuak merupakan bahan baku utama untuk pembuatan minuman keras berkadar alkohol cukup tinggi. Seperti di Manado, cap tikus atau CT yang kini diproduksi dan dijual secara legal, diolah dari hasil sadapan pohon enau atau aren. Kadar alkohol CT bisa mencapai 45 persen.
Namun berbeda dengan beberapa daerah seperti Toraja, ballo lebih banyak dikonsumsi langsung tanpa proses penyulingan. Fermentasi ballo terjadi secara alami dalam wadah ketika dilakukan penyadapan. Wadah penampungan biasanya terbuat dari bambu, bisa juga jerigen.
Berdasarkan penelitian Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati menemukan kandungan alkohol dalam tuak (ballo mentah) berkisar 4 persen. Namun kandungan alkohol dari berbagai jenis ballo bervariasi, tergantung dari proses fermentasi alaminya.
Penelitian ini memakai metode kromatografi gas. Dengan metode ini proses analisis dilakukan cepat, juga lebih efisien dengan resolusi tinggi, sensitif, serta dapat mendeteksi dalam ukuran ppm (part per million) bahkan ppb (part per billion). Uji lain yang menunjang penelitian ini adalah kadar keasaman dan uji organoleptik.
Hasil dari kadar etanol pada minuman tuak aren berkisar 4,839 persen, 5,076 persen, 5,233 persen, 5,173 persen, 4,971 persen, 4,954 persen dan 4,927 persen. Sedangkan untuk nilai pH pada tuak berhubungan dengan kadar keasaman rata-rata sebesar 4 persen.
Sementara dari hasil uji organoleptik, tuak aren yang paling disukai baik dari segi rasa, warna, dan aroma adalah tuak aren dengan waktu penyimpanan pada hari pertama. Semakin lama tuak ini disimpan maka rasanya akan berubah, baik aroma, keasaman, mau pun kandungan alkohol.
Ada beberapa macam ballo seperti ballo nipa (dari pohon nipah), ballo tala (dari pohon lontar), ballo ase (dari beras), dan juga tuak yang disadap dari pohon enau. Ada juga yang menyadap cairan beralkohol ini dari pohon kelapa atau sejenis pohon palem lainnya.
Tuak di beberapa daerah menjadi minuman khas yang disajikan di setiap hajatan bahkan ritual keagamaan. Kemenparekraf turut mempromosikan tuak (ballo Toraja) yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan di daerah itu.