TIMIKA – Bupati Mimika Eltinus Omaleng baru saja mendeklarasikan pembentukan provinsi baru, Papua Nemangkawi. Deklarasi itu didukung 20 anggota DPRD Mimika dan masyarakat adat setempat.
Bupati Omaleng secara terbuka mengakui jika hasratnya membentuk provinsi baru, setelah Mimika gagal menjadi ibu kota Provinsi Papua Tengah yang berhasil disabet oleh Nabire.
Menurut Omaleng, ibu kota Papua tengah harusnya di Mimika. Dia bilang, Mimika sejak awal berjuang menjadi ibu kota provinsi termasuk dengan mempersiapkan segala infrastruktur.
Di antara 5 daerah Papua Tengah, Mimika disebut yang paling siap dan sangat strategis menjadi kawasan pusat pemerintahan provinsi.
Sebagai persiapan, Pemkab Mimika antaralain telah meningkatkan fasilitas gedung kantor hampir di semua dinas. Beberapa kantor dinas kini berdiri megah, disebut lebih cocok untuk fasilitas perkantoran tingkat provinsi.
Di samping itu, Mimika cukup menggenjot pembangunan infrastruktur jalan diikuti penataan dan perluasan kawasan perkotaan. Mimika juga sudah punya bandara cukup megah dan akses ke pelabuhan yang mudah.
“Sehingga apabila ibu kota (Papua Tengah) dialihkan ke Mimika, maka Pemkab Mimika sudah menyiapkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur,” kata Omaleng selepas mendeklarasikan provinsi baru Papua Nemangkawi, 2 November 2023 lalu.
Pesatnya pembangunan di Mimika didukung APBD yang cukup fantastis. Pada 2023 ini, APBD Mimika mencapai Rp5,1 triliun. APBD terbesar di Papua. Jika Mimika telah menerima dividen dari PT. Freeport Indonesia, tentu saja APBD akan melejit lebih besar.
“Mimika memiliki sumber daya yang besar sehingga layak untuk membentuk provinsi sendiri demi kesejahteraan masyarakat Mimika dalam hal ini Amungme dan Kamoro,” begitu kata Omaleng.
Kendati begitu, syarat membentuk provinsi salah satunya minimal mencakup setidaknya lima kabupaten/kota. Dengan demikian, Mimika juga mengusulkan pembentukan kabupaten Mimika Barat dan Kabupaten Mimika Timur.
Ekonomi Mimika
Pertumbuhan ekonomi di Mimika terbilang cukup meroket. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Mimika mengalami pertumbuhan sebesar 87,12 persen pada tahun 2022 dan 36,78 persen tahun 2021, meningkat pesat dari tahun 2020 yang hanya sebesar 11,49 persen.
“Pertumbuhan ekonomi 87,12 ini dipengaruhi karena adanya PTFI di Tembagapura,” kata Rafael Lumban Turuan, Statistika BPS Mimika.
Namun, sejauh ini Mimika masih benar-benar bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian, yang menjadi kontributor terbesar yakni 86 persen. Pada sektor lain seperti jasa pendidikan, sayangnya justru mengalami pertumbuhan terendah yaitu hanya 0,13 persen.
Nama Mimika mendunia karena adanya raksasa tambang PT. Freeport Indonesia. Tambang ini disebut sebagai penghasil emas terbesar ketiga dunia dan penghasil tembaga terbesar dunia saat ini.
Pendapatan Mimika sebagian besar berasal dari sektor tambang ini. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Mimika 2023 mencapai Rp1,9 triliun. PAD ini didukung sektor ekonomi ikutan yang berkembang pesat di daerah kawasan pertambangan tersebut.
Sementara di wilayah timur Mimika yang diusulkan menjadi kabupaten baru beribukota di Agimuga, juga tak kalah punya potensi. Baru-baru ini Kementerian ESDM melelang dua blok minyak dan gas bumi (migas) yang mencakup wilayah Agimuga.
Potensi sumber daya alam utamanya minyak di wilayah itu disebut sangat besar. Blok Warim yang kini dibagi dua menjadi Akimeugah I dan Akimeugah II, bahkan rencananya mulai dikelola tahun 2024 mendatang. Pemerintah sebut sudah ada beberapa perusahaan besar kepincut.
“Ini kita masih proses. Tapi sudah ada, yang beli data sudah ada, tapi belum dikembalikan. Bukan perusahaan kecil lah,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.