Kiprah Papua Ultimate Frisbee Bumikan Olahraga Piring Terbang di Timika

Para pemain Papua Ultimate Frisbee terlihat sedang berlatih di lapangan rumput di Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah. (Foto: Moh)

Timika, Papuadaily – Nama Frisbee mungkin masih terdengar asing oleh masyarakat pada umumnya, karena cabang olahraga yang satu ini belum begitu populer di Indonesia.

Perlu diketahui, Frisbee merupakan olahraga tim nonkontak yang kompetitif. Frisbe dimainkan di atas lapangan berbentuk persegi panjang dengan zona akhir di setiap ujungnya. Lapangan standar berukuran 70 yard kali 40 yard, dengan zona akhir sedalam 25 yard.

Peraturannya adalah salah satu pemain suatu tim menangkap frisbee di batas akhir (end zone) area tim lawannya. Setiap tim harus berlari untuk menangkap frisbee.

Tujuan permainan ini adalah untuk mencetak poin dengan mengoper cakram ke anggota tim di zona akhir tim lawan.

Dalam permainannya, pemain tidak boleh bergerak di lapangan saat memegang cakram. Sasarannya adalah berlari cepat ke arah pelempar dari belakang dan melompat beberapa kaki sebelum mencapai zona akhir.

Yang perlu dilakukan untuk mencetak poin dalam Ultimate Frisbee adalah menangkap cakram di area lawan.

Jika menangkap cakram di udara, pastikan titik kontak pertama mendarat di area lawan. Namun, jika kaki pemain menyentuh garis gawang saat menangkap cakram, itu tidak dihitung sebagai gol.

Frisbee hanya boleh dioper, dan gol dicetak ketika seorang pemain berhasil mengoper Frisbee ke rekan setimnya di zona akhir, yang diserang oleh tim tersebut. Tim dengan poin terbanyak dinyatakan sebagai pemenang.

Dalam permainannya, pemai tidak boleh berlari sambil memegang cakram. Cakram dimajukan dengan mengopernya ke pemain lain. Cakram boleh dioper ke segala arah.

Setiap kali operan tidak lengkap, terjadi turnover, yang mengakibatkan pergantian tim yang memegang cakram.

Setiap poin dimulai dengan lemparan dari garis gawang. Semua pemain harus tetap berada di zona akhir mereka hingga lemparan dilakukan.

Pada awal permainan, lemparan akan menentukan tim mana yang akan melakukan lemparan pertama. Setelah gol tercipta, permainan dihentikan.

Di Indonesia sendiri, Frisbee atau yang dikenal dengan nama olahraga Piring Terbang ini juga kabarnya tengah diusung menjadi cabang olahraga resmi oleh Komite Olahraga Nasiona Indonesia (KONI).

Di Indonesia organisasi yang menaungi olahraga ini bernama Perkumpulan Piring Terbang Indonesia (PPTI).

Kiprah Olahraga Piring Terbang di Mimika

Perlu diketahui, di Kabupaten Mimika sendiri ternyata memiliki tim untuk cabang olahraga yang satu ini, namanya Papua Ultimate Frisbee.

Adapaun nama dari komunitas ini di Mimika adalah Papua Ultimate Frisbee yang bermarkas di Kota Kuala Kencana.

Pelatih Papua Ultimate Frisbee, Rachel Lorentzen mengatakan, awal mula terbentuknya di Mimika pada tahun 2022 lalu, menjadi awal yang tidak mudah bagi Papua Ultimate Frisbee untuk memperkenalkan olahraga piring terbang secara luas di kalangan masyarakat di Bumi Amungsa.

Kata Rachel, awal mula berdirinya, ia mengajak beberapa orang kerabatnya dari Amerika untuk mensosialisasikan olahraga piring terbang di lingkungan Kota kuala Kencana kepada sejumlah kelompok pemuda.

Sejak saat itu, mereka akhirnya mampu menarik minat muda-mudi di Kuala Kencana terhadap olahraga piring terbang mulai bermunculan, dibuktikan dengan jumlah keanggotaan yang terus bertambah.

Berbagai metode latihan sesuai dengan porsi untuk masing-masing atlet pun terus ditingkatkan hingga pada akhirnya mereka pun berhasil berangkat ke Bali untuk mengikuti turnamen tahunan Frisbee yang diberi nama Nusantara Cup.

“Saya tahu di Indonesia perkembangannya sudah sangat besar dan di Jakarta sudah ada tim dan di Bali juga sudah ada komunitas cukup besar. Jadi setiap tahun sudah sejak 20 tahun lebih itu ada turnamen besar di Bali dan itu turnamen internasional,” kata Rachel saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Sabtu 8 Februari 2025.

“Jadi pada tahun 2023 untuk pertama kalinya kami bawa satu tim dari sini (Mimika) namanya Mambruk dari Papua ke Bali untuk melawan tim lain (dari berbagai negara-red), lalu tahun 2024 kemarin kami juga kirim satu tim ke sana,” ujarnya menambahkan.

Kiprah Papua Ultimate Frisbee tak hanya sampai di situ, upaya untuk membumikan Frisbee di Timika masih teus belanjut. Komunitas ini bahkan terus membuka ruang bagi siapapun yang ingin mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari keluarga besar Papua Ultimate Frisbee.

Rachel mengatakan, pihaknya optimis untuk kembali mengirim tim untuk mengikuti Nusantara Cup yang dijadwalkan dilaksanakan pada tanggal 18 sampai 19 April 2025 di Kuta, Bali.

Rachel mengatakan, kini Papua Ultimate Frisbee sendiri telah memiliki sebanyak 20 hingga 25 anggota aktif yang masih terus berlatih.

Kata Rachel, selain di Kuala Kencana, pihaknya juga kerap melakukan outreach di beberapa wilayah di Kabupaten Mimika seperti di Kampung Ayuka dan Kampung Tipuka.

Kata Rachel, tantangan paling besar untuk mensosialisasikan Frisbee di Kabupaten Mimika adalah infrastruktur lapangan yang belum memadai. Hal ini dikarenakan olahraga piring tebang harus dimainkan di lapangan rumput.

Papua Ultimate Frisbee sendiri sejaub ini selalu bekerja secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan latihan maupun biaya akomodasi hingga keberangkatan untuk mengikuti turnamen.

Selain dengan menggalang dana melalui kegiatan-kegiatan positif, ada juga pihak-pihak yang kerap membantu perjalanan komunitas ini, diantaranya adalah komunitas-komunitas internasional Frisbee dari negara-negara lain, PT Freeport Indonesia, PJP Power, Sandvik hingga Waanal Cafe.

“Kami cukup mendapatkan bantuan dari komunitas dan ada juga perusahaan,” tutur Rachel.

Rachel sangat berharap pemerintah daerah Kabupaten Mimika pun dapat melirik olahraga yang satu ini dan membantu menyediakan infrastruktur yang memadai. Pihaknya akan siap untuk memberikan pelatihan secara gratis bagi siapapun yang ingin bergabung.

Cerita Dua Atlet Piring dari Terbang Selama Menjadi Bagian Dari Papua Ultimate Frisbe

Seorang atlet Piring Terbang papua Ultimate Frisbee, Chaterine Abigail Kora menceritakan bahwa pertama kalinya ia tergabung di dalam Papua Ultimate Frisbee pada tahun 2022 lalu.

Saat itu, Chaterine baru menyeleaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kemudian bergabung. Karena kegigihannya dalam berlatih, Chaterine pun terpilih untuk mewakili tim Mambruk mewakili Mimika untuk bertanding di Nusantara Cup yang dilaksanakan di Bali.

“Kemudian di tahun 2023 itu kita membawa tim yang namanya The Magical Mambruk dan itu pertama kalinya tim Papua kita main di sana,” ujarnya.

Selama berada di Papua Ultimate Frisbee, Chaterine mengaku telah banyak mendapat pengalaman serta membuka ruang interaksi dengan banyak orang baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.

Ini menjadi hal positif yang ia dapat. Bahkan, Chaterine juga pernah mewakili Indonesia untuk turnamen Frisbee yang diselenggarakan di Malaysia pada tahun 2024.

“Sekarang saya juga akan bermain mewakili Indonesia di Malaysia nanti,” ucapnya.

Chaterine berharap olahraga piring terbangdapat dikenal luas di masyarakat serta dapat membangun anak-anak muda tak hanya di Timika namun secara umum di tanah Papua.

Selanjutnya, atlet Piring Terbang lainya dari Papua Ultimate Frisbee lainnya, Waysan Mambri Papua Mansawan dalam kesempatan tersebut juga menceritakan pengalamannya selama menjadi bagian dari Papua Ultimate Frisbee.

Kata Waysan, alasan ia lebih memilih olahraga piring terban karena sangat jaub berbeda dengan olahraga-olahraga lainnya.

Baik dari proses latihan metode permainan serta kedisiplinan yang ditanamkan bagi setiap pemain dalam olahraga ini menjadi tantangan tersendiri bagi Waysan.

“Kalau lain kan kita cuman main sembarang-sembarang, main biasa-biasa saja, kalau di sini bagusnya reguler macam hari apa, dari jam berapa sampai jam berapa jadi ada disiplinnya begitu jadi ada waktu. Terus tujuannya jelas,” ungkapnya.

Meski masih terbilang baru dalam dunia olahraga piring terbang, Waysan mengaku bahwa ia telah diberi kesempatan untuk mengarungi turnamen Nusantara Cup yang diselenggarakan di Bali pada 2024 lalu.

Ini merupakan momen paling berharga bagi seorang Waysan. “Memang di situ kita kelihatan jauh beda sekali karena kitabkan baru toh, tapi saya lihat potensi bagus di Papua karena kita punya talenta bagus di Papua,” tambahnya.

Ia pun mengajak muda-mudi di Mimika yang gemar berolahraga agar dapat mencoba mencicipi olahrag Frisbee atau piring terbang ini dan dapat menjadi bagian dari Papua Ultimate Frisbee.

Sementara itu, Manager Papua Ultimate Frisbee, Elis Mandibondibo menjelaskan bahwa olahraga ini merupakan satu-satunya olahraga yang tidak punya wasit maupun hakim garis seperti cabang olahraga pada umumnya.

Ia menjelaskan, dalam olahraga ini para pemain harus menjunjung tinggi sportivitas serta integritas mereka. Setiap pemain juga wajib menguasai teknik permainan serta punya strategi tim yang bagus.

Karena tidak punya wasit dan hakim garis dan sejenisnya, berbagai macam aturan akan melekat pada diri setiap pemain. Mereka tidak boleh melakukan pelanggaran dalam bentuk apapun terhadap pemain lawan.

“Jadi selain anak-anak harus junjung tinggi sportmanship, jaga integritas mereka, tidak main body juga sebenarnya ngajarin mereka sebenarnya veluenya yang bisa dipakai dalam kehidupan tuh tidak perlu tackle orang, kalau ko (Kamu) punya skil bagus, punya strategi bagus, punya kerja tim yang bagus ko bisa tetap sampai ke tujuan tanpa harus senggol orang,” jelas Elis.

“Jadi nilai-nilainya bagus, itu bisa diterapkan ke kehidupan sehari-hari, di lingkungan sekolah, di pekerjaan,” tambahnya.

Elis mengatakan, pihaknya punya kerinduan yang besar untuk membawa olahraga ini dapat dikenal luas di tengah-tengah masyarakat, terutama di lingkungan sekolah. Namun sampai saat ini ruang untuk mensosialisasikan olahraga Frisbe belum begitu terbuka di Mimika.

banner 325x300