PAPUADAILY, TIMIKA – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, mencatat sebanyak 245 ekor babi di daerah itu mati akibat virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mimika, Sabelina Fitriani, mengatakan infeksi virus ASF itu ditemukan setelah sampel diperiksa di Loka Veteriner Jayapura.
Disnak Mimika menduga virus ASF masuk ke Timika lewat oleh-oleh produk babi dari luar, seperti dendeng asap dan sei.
Sisa-sisa produk makanan tersebut, diduga dibuang ke tempat sampah, lalu diambil peternak untuk dicampurkan ke dalam pakan babi.
ASF merupakan virus yang sangat menular pada babi peliharaan dan babi hutan. Angka kematiannya dapat mencapai 100 persen. Hal ini menyebabkan lenyapnya populasi babi secara besar-besaran di sejumlah negara.
Meskipun penyakit ini tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, namun berdampak buruk terhadap populasi babi dan perekonomian peternakan.
Virus ini dapat bertahan hidup pada suhu 65 derajat Celcius, sehingga harus dimasak hingga suhu 100 derajat.
Menyikapi situasi tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mimika telah mengeluarkan himbauan kepada peternak sejak 26 Januari 2024.
- Sementara waktu tidak menjual daging babi.
- Dilarang mengeluarkan babi sakit maupun sehat dari kandang.
- Dilarang memotong, mengolah dan mengonsumsi daging babi yang yang sakit dan mati.
- Dilarang membawa daging babi dan olahan daging babi dari luar Mimika.
- Orang tidak berkepentingan dilarang masuk kandang.
- Rutin menyemprot kandang dengan desinfektan.
- Selalu menjaga kebersihan kandang.
- Bila ada babi yang sakit dan mati, laporkan ke Dinas Peternakan.
- Babi yang mati dikubur dengan kedalaman 2 meter, dan disiram dengan deterjen atau desinfektan sebelum ditutup dengan tanah.